Diambang Perang, Korea Selatan VS Korea Utara


PYONGYANG - Pemerintah Korea Utara (Korut) menyatakan situasi di Semenanjung Korea sudah di ambang perang setelah batas waktu ultimatum bagi Korea Selatan (Korsel) untuk menghentikan siaran propaganda anti-Pyongyang, habis sore ini (22/8/2015). Pejabat Korut menyalahkan Amerika Serikat (AS) dan Korsel atas situasi ini.

”Perang psikologis perlawanan (Korea Utara) pada dasarnya, ini tindakan perang terbuka,” tulis kantor berita pemerintah Korut, KCNA.

Duta Besar Korut untuk Rusia, Kim Hyun-joon, terang-terangan menyalahkan AS dan Korsel yang dia sebut memicu eskalasi. ”Situasi di semenanjung Korea saat ini sudah beringsut, lebih dekat ke ambang perang karena provokasi politik dan militer tak berujung,” ujar Kim Hyun-joon, kepada wartawan di Moskow.

“Kami memiliki pasukan militer yang kuat, jadi kami tidak akan menggunakan senjata primitif seperti tambang,” ujarnya. (Baca: Di Ambang Tempur, Korut Siap Perang Habis-habisan dengan Korsel)

Meski situasi sudah di ambang perang, Korsel tetap mengabaikan ultimatum rezim Pyongyang dan tetap akan menyiarkan propaganda anti-Korut dengan pengeras suara. Hal itu ditegaskan Wakil Menteri Pertahanan Korsel, Baek Seung-joo. Dia memprediksi militer Korut akan menyerang fasilitas siaran propaganda yang ada di Zona Demiliterisasi (DMZ).

”Ada kemungkinan besar bahwa Korut akan menyerang fasilitas loudspeaker,” ujar Baek Seung-joo.

Pihak Staf Gabungan Militer Korsel sudah minta Korut untuk menahan diri dari setiap “tindakan sembrono." Sedangkan Presiden Korsel, Park Geun-hye, telah mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional untuk memerintahkan respon keras terhadap setiap provokasi dari Korut. ”Setiap provokasi oleh Korut tidak akan ditoleransi,” ujar Presiden Park.

Indonesia Siap Tengahi Konflik Korut dan Korsel

JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Retno Marsudi, mengatakan bahwa, Pemerintah Indonesia selalu siap untuk menjadi penengah dalam dialog damai antara Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel).

Namun, tawaran itu tergantung pada kedua Korea, apakah butuh bantuan Indonesia atau tidak. "Sebenarnya posisi itu selalu terbuka untuk Indonesia, untuk memberikan, memfasilitasi, bila memang diminta mereka, dan terus mencermati situasi yang terjadi di Korea," ucap Retno, Senin (24/8/2015).

Retno juga kembali menyerukan kepada kedua Korea untuk menahan diri untuk tidak melakukan tindakan yang tidak perlu. Retno menyebut keduanya harus bisa membangun situasi yang kondusif untuk mempermudah dialog damai.

"Indonesia telah jelas posisinya bahwa kita meminta kepada kedua pihak untuk menahan diri, untuk menciptakan situasi yang kondusif bagi terciptanya satu komunikasi yang baik antara kedua pihak," imbuh Retno.

Dialog damai duo Korea sampai saat ini masih terus berlangsung, namun belum ada titik temu.Di tengah dialog itu, keduanya juga tetap menyiagakan pasukan di perbatasan, bahkan Korut telah mengerahkan puluhan kapal selamnya.

source:SINDOnews

T-50 Di Uji Oleh 50 Pesawat Tempur


Pesawat tempur generasi kelima Rusia PAK FA atau T-50 terus mendapat gemblengan dalam penerbangan uji. Pesawat yang telah melahirkan lima prototip ini telah diuji oleh sedikitnya 50 jenis pesawat tempur yang ada di seluruh dunia.

Wakil Kepala Operasi Penerbangan Sukhoi,  Sergey Bogdan mengatakan saat diuji oleh pesawat tempur lain T-50 memiliki pengendalian yang lebih tinggi dari mesin lain.

“Ia memiliki kemapuan tinggi. Di masa depan, itu akan memiliki kemampuan aerobatik fundamental baru, “kata Bogdan.

“Nozzle mesin mampu bergerak sedemikian rupa untuk menstabilkan posisi pesawat sehingga pesawat tidak masuk dalam situasi bahaya. Ini sangat menakjubkan, “katanya sebagaimana dikutip Ria Novosti Minggu 9 Agustus 2015.

Sejauh Rusia memiliki lima prototip pesawat tersebut. Pesawat memenuhi semua persyaratan dari pesawat tempur generasi kelima, memiliki kecepatan jelajah supersonik, mampu melakukan manuver tajam dan  dilengkapi dengan senjata elektronik canggih dan multifungsi.

Pesawat ini mampu berhenti di angkasa, terjun bebas dan kembali mendapatkan ketinggian dan kecepatan.

jejaktapak.com

Tank T-55: Tank Klasik Soviet Musuh Bebuyutan Centurion



T-55 hampir menjadi tipikal tank Soviet—sama seperti T-34—karena diproduksi massal dan didistribusikan ke seluruh dunia selama 60 tahun terakhir. Meski kalah oleh rival NATO-nya di padang pasir perang Arab-Israel, di tangan komandan yang berbakat, T-55 bisa menjadi andalan untuk konflik lokal di paruh kedua abad ke-20, menapakkan jejak mendalam di negeri nun jauh.
Modifikasi utama T-54 terdiri dari kehadiran sistem pertahanan antinuklir komprehensif yang dapat mengisolasi kru dari efek radiasi. Ketebalan lapis baja tetap sama, tetapi senapan utama dan senapan mesin koaksial tank tersebut mengalami stabilisasi. Ukuran tank juga lebih kecil, menyusut hingga hampir satu meter.
Tak lama setelah Uni Soviet memasukkan tank T-54 dalam perbendaharaan senjatanya pada akhir 1940-an, kompetisi senjata antara bekas sekutu Perang Dunia II meningkat tajam, dan kedua pihak memperebutkan supremasi di semua lingkup pertahanan dan produksi senjata. Bagi Uni Soviet, tank bisa menggambarkan kekuatan militer di darat, dan tank-tank tersebut selalu menjadi mimpi buruk bagi Eropa selama beberapa dekade.

Tantangan Soviet bersambut. AS meluncurkan tank tempur AS M48 Patton III, dan Inggris mengeluarkan tank tempur Centurion, dan pada 1959 AS mengawali debut tank tempur utama mereka, M60. Modifikasi Mk.10 Centurion juga membuat perancang tank Soviet harus bekerja lembur untuk memperbaharui tank sesuai dengan spesifikasi tercanggih saat itu.





Upaya untuk menciptakan kendaraan lapis baja baru berbasis tank medium T-54B dimulai pada 1957. Proyek rahasia 'Objek 155' tersebut memiliki berbagai fitur desain terbaru berdasarkan modernisasi T-54. Uji coba dilakukan dari musim dingin 1957 hingga musim semi 1958, dan Objek 155 kemudian masuk tentara Soviet sebagai tank T-55 sesuai Resolusi 8 Mei yang dikeluarkan oleh Dewan Kementerian Uni Soviet. Selama masa produksi T-55, sebanyak 24 ribu tank diproduksi dan dipasok untuk berbagai angkatan bersenjata.

Menghalau Debu di Padang Gurun: T-55 Versus Centurion
 

Meski untungnya tak melawan Centurion di medan tempur Eropa pada konflik global, T-55 beberapa kali berhadapan dengan musuh bebuyutannya, terutama dalam konflik Arab-Israel. Tank Soviet terbukti lebih unggul dalam pengoperasiannya secara umum, tapi ia kalah dalam lingkup efektivitas senjata. Meriam 105-mm L7 Inggris yang terpasang di Centurion milik pasukan Israel lebih canggih dari segi jarak pandang dan penetrasi lapis baja, yang terbukti menentukan pemenang dalam pertempuran padang pasir. Perang di Timur Tengah juga menguak kekurangan dalam konfigurasi struktural tank ini, yang menciptakan ledakan cadangan amunisi saat penetrasi lapis baja.


Pertempuran terbesar pertama T-55 melawan Centurion terjadi pada Juni 1967, dalam Perang Enam Hari yang dimenangkan oleh Israel. Israel, dengan 20 tank Centurion, berhasil mengalahkan Mesir yang mengerahkan 32 tank T-54 dan T-55 di area Bir Lahfan. Namun, situasi berpihak pada tank Soviet di El-Arish pada 1973, ketika Mesir mampu menangkis tiga serangan Centurion dari Brigade ke-7 Israel dan menghancurkan 17 tank musuh.

Secara keseluruhan, Israel kehilangan 122 tank di garis depan pertempuran melawan Mesir, sementara Mesir kehilangan lebih dari 820 dari 935 tank dan senapan otomatis, termasuk 82 tank T-55. Di Golan Heights, Suriah kehilangan 1.116 tank termasuk 627 tank T-54 dan T-55, sementara Israel mengorbankan 250 Centurion dan tank AS Sherman.

Namun, tank Soviet kemudian menghadapi tantangan yang lebih berat pada perang 1973 ketika pasukan Mesir meluncurkan serangan pada 14 Oktober dengan 1.200 tank melawan 750 tank Centurion dan Patton milik Israel. Perang tersebut merupakan pertempuran lapis baja terbesar sejak Perang Dunia II. Mesir kehilangan 264 tank, sementara Israel hanya kehilangan 25 tank. Meriam L7 berhasil menghancurkan lapis baja Mesir dari jarak jauh dan pasukan udara Israel mendominasi ruang udara di atas padang Sinai, mengakibatkan kehancuran yang lebih parah bagi pasukan Kairo.

Pada akhir pertempuran, kru tank Israel telah melihat bagaimana meriam tank L7 tak hanya lebih unggul dari meriam 100-mm D-10T2S milik T-55, tapi juga lebih canggih dari meriam 115 mm U5-TC yang dipasang pada tank Soviet T-62. Senapan utama Centurion memiliki peningkatan maksimum yang lebih besar dari rivalnya, yang membuat Israel dapat dengan mudah menghancurkan tank musuh saat berada di luar jangkauan serangan balik.

Namun, kunci dari kesuksesan Israel tak hanya dari keungulan teknis, tapi juga perencanaan militer yang lebih baik dibanding angkatan bersenjata Mesir.

Prospek yang Lebih Cerah di Afganistan

Tank Soviet T-55 juga digunakan dalam perang 1979 – 1989 di Afganistan. Tank yang paling modern dimiliki oleh pasukan Barat yang berbasis di Eropa. Sementara, formasi tentara di perbatasan selatan Uni Soviet dipersenjatai dengan model T-55 dan T-62 yang sudah usang. Di Afganistan, tank digunakan dalam jumlah kecil untuk memperkuat infanteri dan batalion udara serta garis pertahanan komunikasi di area kunci, berfungsi sebagai senjata manuver jarak jauh.



Meski beberapa kali mengalami kekalahan, T-55 membuktikan dirinya sebagai aset yang murah dan sederhana bagi tentara di seluruh dunia, dan telah digunakan di 70 negara di dunia. Tank ini lebih mudah untuk dioperasikan dibanding tank Barat, serta dapat bergerak dengan sangat baik mengingat bobot tempur yang relatif ringan yakni hanya 40 ton. Jalur yang lebar memberi tekanan yang lebih rendah pada tanah dan membuat tank ini dapat bergerak dengan baik di medan lunak. Ia juga dilengkapi sistem yang mampu bertahan di cuaca dingin dan snorkel untuk melintasi sungai.

Selain Timur Tengah, tank ini juga digunakan medan tempur pendukung seperti Angola, Vietnam, perang Indo-Pakistan, Balkan, dan Libya. Pada Juli 2014, sebuah T-54 di museum Donetsk, Ukraina timur, dilaporkan mulai digunakan oleh pasukan pemberontak.

Sumber : RBTH

China Luncurkan Latihan Perang Besar-besaran di Laut China Selatan


Di tengah ketegangan tinggi di Laut China Selatan, Beijing mengumumkan mlakukan latihan militer besar-besaran di kedua udara dan laut pada hari Selasa 28 Juli 2015 dengan fokus pada sistem perang informasi.

Dengan lebih dari 100 kapal dan puluhan pesawat, China Militer Online melaporkan Beijing melakukan latihan besar dengan menembakkan -amunisi di Laut China Selatan.

Menurut Kementerian Pertahanan China, latihan yang berkonsentrasi pada sistem perang informasi antara angkatan udara dan pertahanan laut dan menghasilkan “terobosan baru” dalam kemampuan militer China.

Menggunakan berbagai senjata baru, serta “Segala macam taktik teknologi informasi,” kekuatan militer berhasil melakukan latihan anti-kapal selam, mencegat rudal anti-kapal supersonik, dan terlibat dengan objek kecepatan tinggi ketinggian rendah.

Karena fokus pada perang informasi, latihan dilakukan di “lingkungan elektromagnetik yang kompleks” yang disimulasikan dengan sistem pengawasan, pengintaian, dan peringatan dini untuk mendeteksi target.Departemen Pertahanan tidak mengatakan di mana, tepatnya, latihan berlangsung.

jejaktapak.com

Doktrin Baru Rusia: Lawan Ekspansi NATO, Lindungi Crimea dan Arktik


Rusia baru saja merilis sebuah dokumen yang berisi doktrin-doktrin militer baru untuk menjaga wilayah maritim mereka. Doktrin tersebut dirilis setelah mendapat persetujuan dari Presiden Rusia Vladimir Putin.

Doktrin baru tersebut berisikan perluasan perlawanan terhadap ekspansi yang dilakukan NATO di Eropa dan menjaga keamanan Crimea dan Arktik.

Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin mengatakan alasan dikeluarkannya doktrin baru itu adalah sebagai pengganti doktrin lama yang dirilis tahun 2001 adalah perubahan pada kebijakan luar negeri dan konsolidasi Rusia sebagai kekuatan maritim.

"Pertama, kami menaruh perhatian terhadap perkembangan di Atlantik yang disebabkan oleh ekspansi yang dilakukan NATO, dimana aliansi tersebut mulai mendekati perbatasan kita," jelasnya.

"Pertimbangan kedua adalah Crimea dan Sevastopol yang bergabung kembali Rusia dan tugas integrasi tercepat mereka ke dalam kehidupan ekonomi negara kita. Dan tentu saja (kita harus) melanjutkan kehadiran armada kami di Mediterania," sambungnya, seperti dilansir Russia Today pada Senin (27/7/2015).

Selain itu, Rogozin juga mengatakan Rusia juga harus mulai berperan di perairan utara. Untuk turut bermain di wilayah tersebut, Rusia menurut Rogozin harus melengkapi diri dengan menambahkan pemecah es.

Dia mencatat bahwa Rusia telah melakukan pembangunan armada kapal pemecah es tenaga nuklir baru, dan menambahkan armada pertama akan mulai melaut pada tahun 2017, dan armada terakhir atau ketiga akan melaut pada tahun 2020.

"Selain itu, untuk Rusia Arktik memberikan akses tak terbatas ke Samudera Atlantik dan Pasifik. Dan tentu saja, itu adalah sebuah wilayah yang memilki kekayaan tersediri yang membutuhkan perhatian dalam perkembangannya," imbuhnya.

SINDOnews.com

Kapal Selam Generasi Kelima Rusia Mulai Dibangun 2020


Pembangunan kapal selam bertenaga nuklir generasi kelima bisa dimulai di galangan kapal Sevmash di Rusia utara pada tahun 2020. Demikian disampaikan Direktur Umum perusahaan Mikhail Budnichenko.

“Modernisasi kapasitas galangan kapal secara aktif dilakukan untuk memastikan pembangunan kapal selam canggih. Proses ini akan menyediakan platform untuk pembangunan kapal generasi baru masa depan, “kata Budnichenko dalam sebuah wawancara dengan RIA Novosti Sabu 26 Juli 2015.

Dia menambahkan bahwa pada saat ini, perusahaan telah membeli peralatan dan mesin baru, update peluncuran kapal, dan merekonstruksi sistem transfer barang.”Sejalan dengan program pemerintah federal saat ini, modernisasi harus selesai pada tahun 2020,” tambahnya.

Kepala Angkatan Laut Rusia, Laksamana. Viktor Chirkov, mengatakan pada Mei bahwa pengembangan kapal selam generasi kelima, menampilkan platform modul terpadu dan persenjataan robot terpadu, sudah mulai di Rusia. Galangan kapal Sevmash, yang terbesar dibanding kompleks kapal-bangunan di Rusia, terletak di kota pelabuhan Severodvinsk di Laut Putih.

Mikhail Budnichenko mengatakan galangan kapal Sevmash tidak memiliki masalah dengan substitusi impor, peralatan dan bahan-bahan yang diproduksi oleh negara lain terkait sanksi.

jejaktapak.com

AS Rayu Korut Jalin Kesepakatan Nuklir



Amerika Serikat (AS) nampaknya belum menyerah untuk bisa mengajak Korea Utara (Korut) untuk duduk satu meja, dan membuat kesepakatan mengenai pengembangan teknologi nuklir. AS menggunakan kesepakatan nuklir Iran sebagai alat penawaran kepada Korut.

Sydney Seiler, utusan khusus AS untuk perundingan nuklir Korut yang saat ini sudah tidak aktif lagi mengatakan, kesepakatan nuklir Iran adalah bukti bahwa AS bisa sangat fleksibel ketika melakukan dialog. Dirinya menuturkan, semua saat ini tergantung kepada Korut, apakah akan menerima atau menolak tawaran negosiasi itu.

"Kesepakatan nuklir Iran menunjukan nilai-nilai dan semua kemungkinan yang bisa ditawarkan dari sebuah negosiasi," kata Seiler, seperti dilansir Reuters pada Senin (27/7/2015).

"Ini menunjukkan lagi kesediaan kita, ketika kita memiliki mitra yang sudah bersedia (melakukan negosiasi), dan hal ini menunjukkan fleksibilitas kami. ketika Korut membuat keputusan bahwa ia ingin mengambil jalan yang berbeda," sambungnya.

Korut sendiri sebelumnya telah menegaskan bahwa mereka tidak tertarik untuk melakukan negosiasi nuklir dengan AS, ataupun dengan negara kekuatan dunia lainnya. Korut menyebut tidak ingin diatur, dan dilemahkan oleh kesepakatan semacam itu.

Menurut Kementerian Luar Negeri Korut, pengembangan teknologi nuklir yang mereka lakukan merupakan bentuk perlawanan atas kebijakan luar negeri provoktif yang dilakukan AS terhadap mereka. Selain itu, menurut kementerian itu, ada sebuah kondisi berbeda antara Iran dan Korut.

SINDOnews.com

Ekspor Su-35 Rusia Dekati Deal, Indonesia Disebut Salah Satunya


Negosiasi Rusia dengan sejumlah negara untuk penjualan jet tempur Sukhoi Su-35 disebut-sebut telah mendekati hasil dengan sejumlah negara Amerika Selatan dan Asia.  Sukhoi Su-35 adalah jet tempur multirole kursi tunggal bermesin ganda dengan kemampuan super maneuver. Pesawat dibangun oleh Komsomolsk-on-Amur Aircraft Production Association di Timur Jauh Rusia dan dirancang oleh Sukhoi, yang memiliki kontrak untuk memberikan 48 dari pesawat kepada Angkatan Udara Rusia sebelum akhir 2015.

Dilaporkan Ria Novosti Minggu 26 Juli 2015 mengutip tulisan Ilya Kramnik seorang wartawan militer di Lenta.ru, dilaporkan bahwa sejumlah negosiasi telah mendekati titik temu. Salah satunya dengan China yang direncakan akan mencapai penjualan 24 pesawat.

Pembeli potensial lainnya termasuk Pakistan dan Brasil. Kramnik juga menyebut saat ini telah ada peningkatan produksi sistem onboard untuk memenuhi pesanan total 60 pesawat dari Vietnam, Venezuela dan Indonesia.

Indonesia memang disebut-sebut santer tertarik untuk mengakuisi pesawat ini yang akan digunakan untuk menggantikan F-5 Tiger yang sudah harus pensiun.

Su-35 yang dikenal sebagai pesawat generasi 4 ++, yang menggunakan teknologi generasi kelima. Su-35 juga merupakan pilihan yang lebih dapat diandalkan dibandingkan pesawat generasi kelima lainnya yang berada dalam fase perkembangan seperti F-35 AS, J-20 China, atau Sukhoi PAK-FA [T-50 ].

The PAK-FA adalah karena untuk menyelesaikan pengujian dan masukkan ke dalam produksi pada tahun 2016, setelah jet 55 PAK-FA akan dikirim ke Angkatan Udara Rusia.

Su-35, saat ini Angkatan Udara Rusia tempur paling canggih, pertama tertangkap mata pembeli dan masyarakat di Paris Air Show pada bulan Juni tahun 2013, di mana pilot ditampilkan kemampuan akrobatik mengesankan pesawat, termasuk manuver Pugachev Cobra

jejaktapak.com

Lewat Twitter, Khamenei Kirim Ancaman untuk AS


Pemimpin tertinggi spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei kembali memunculkan sebuah pernyataan yang membuat pemerintah Amerika Serikat (AS) resah. Lewat Twitter, Khamenei melemparkan ancaman serius kepada AS, dan secara tersirat kepada Presiden AS Barack Obama.

Melansir BizpacReview pada Minggu (26/7/2015), Khamenei memgunggah sebuah gambar dengan latar belakang bendera AS, dan dengan sebuah siluet seorang pria yang mengarahkan pistol ke arah kepalanya sendiri. Bila dilihat secara sekilas, gambar siluet tersebut memang mirip dengan perawakan Obama.

Dalam gambar tersebut, tertuang sebuah tulisan yang merupakan ancaman kepada pemerintah AS. Tulisan itu berisi peringatan pada AS untuk tidak memancing perang dengan Iran. Mmenurut Khamenei, AS akan menanggung resiko yang sangat serius.

“Kami menyambut tidak adanya perang, dan juga kami tidak pernah menginiasai sebuah peperangan. Tapi, jika terjadi peperangan, maka pihak yang akan menderita kekalahan tidak lain adalah AS, sang krimial dan agresif,” ujar Khamenei dalam akun Twitternya.

Khamenei memang masih terus mengobarkan perlawanan terhadap AS, walaupun Iran dan AS baru saja mencapai kesepakatan nuklir. Menurut Khamenei, AS tetap arogan dan tak akan mengubah kebijakannya pada Iran, meski sudah menyepakati hasil perundingan nuklir. Khamenei pada Sabtu (18/7/2015) menegaskan, Teheran tetap bertentangan dengan kebijakan Washington di Timur Tengah.

Pernyataan Khamenei ini sempat membuat gusar Menteri Luar Negeri AS John Kerry. Menurut Kerry, pernyataan perlawanan terhadap AS tersebut benar-benar mengganggu, dan tidak menunjukan niat baik untuk perbaikan hubungan kedua negara, paska dicapainya kesepakatan nukir.

Sumber : SINDOnews.com

2 Kapal Selam Siluman Kelas Varshavyanka Segera Bergabung ke Armada Laut Hitam

Kapal Selam Kelas Varshavyanka

Dua kapal selam Rusia kelas Varshavyanka yakni Novorossiysk dan Rostov-on-Don, akan ditransfer ke Armada Laut Hitam pada bulan Agustus dan Desember, layanan pers Distrik Selatan Militer mengatakan Jumat 24 Juli 2015.

Kapal selam diesel listrik kelas Varshavyanka memiliki teknologi siluman canggih, dengan rentang tempur panjang dan kemampuan untuk menyerang darat, permukaan dan target bawah air. Kapal selam ini dijuluki dengan “black holes in the ocean”  atau “lubang hitam di laut” oleh US Navy karena mereka hampir tidak terdeteksi saat terendam.

“Pada bulan Agustus, kapal selam ‘Novorossiysk’ akan ditransfer untuk Armada Laut Hitam. Kedatangan kapal selam ‘Rostov-on-Don’ ke tempat yang penyebaran permanen diharapkan pada bulan Desember 2015,” terang layanan dalam sebuah pernyataan.

Pada tanggal 13 Juli, Komandan Angkatan Laut Laksamana Viktor Chirkov. Mengatakan bahwa Rusia akan menambah enam kapal selam diesel-listrik untuk Armada Laut Hitam pada akhir 2016. Rusia saat ini sedang menjalani program persenjataan senilai US$ 325 miliar untuk memodernisasi 70 persen dari persenjataan mereka hingga 2020.

jejaktapak.com

Moskow Pastikan Iran Peroleh Sistem Lebih Canggih dari S-300

Sistem rudal S-300

Negosiasi pengiriman sistem pertahanan udara Rusia S-300 ke Iran semakin mengarah ke kesimpulan. Satu hal yang disepakati, Moskow akan mengirimkan sistem pertahanan udara yang lebih canggih dan mampu dibandingkan S-300.

Seorang sumber di Kementerian Pertahanan Iran mengatakan kepada Ria Novosti Sabtu 25 Juli 2015 bahwa kesepakatan nuklir yang komprehensif baru-baru ini antara enam kekuatan dunia dan Iran dapat memungkinkan Teheran untuk mendapatkan akses ke sistem pertahanan udara yang lebih maju dari S-300.

“Negosiasi hampir selesai, Iran akan menerima sistem yang lebih modern daripada S-300″, kata sumber itu. Tetapi tidak dijelaskan apakah yang dimaksud yang lebih baik tersebut adalah S-400.

Dia menambahkan bahwa jika proses negosiasi semakin cepat saat ini, sistem pertahanan udara dapat disampaikan oleh akhir tahun.

“Jika Iran mendapatkan S-300 atau sistem modern lainnya maka dipastikan langit di atas Iran akan aman dari serangan udara”, kata sumber itu.

Pada tahun 2007, Rusia dan Iran menyegel kontrak untuk pengiriman sistem rudal permukaan-ke-udara S-300. Tiga tahun kemudian, Presiden Rusia Dmitry Medvedev membekukan kesepakatan setelah Dewan Keamanan PBB memberlakukan embargo pada pengiriman senjata ke Iran karena dugaan pengembangan senjata nuklir.

Pada bulan April 2015, Presiden Rusia Vladimir Putin mencabut larangan S-300 tak lama setelah kelompok P5 + dan Iran mencapai kerangka kesepakatan nuklir.

Pada pertengahan Juni, sumber akrab dengan situasi mengatakan bahwa Rusia dan Iran dalam pembicaraan pada melanjutkan pelaksanaan kontrak pengiriman S-300

jejaktapak

Ini Ancaman Rusia Pada AS


MOSKOW - Rusia melemparkan ancaman serius kepada rival mereka, Amerika Serikat (AS). Mantan komandan pasukan misil strategis Rusia Viktor Yesin mengatakan, jika AS berani untuk menyerang, atau melakukan agresi, maka Rusia akan melakukan serangan yang lebih hebat.

Yesin menyebut, Rusia mungkin akan menghancurkan setiap instalasi militer AS yang berada di seluruh Eropa. "Setiap fasilitas militer yakni, sistem pertahanan rudal AS akan menjadi target utama dari serangan balik Rusia dalam hal agresi militer terhadap negara ini," kata Yesin, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (22/7/2015).

AS memang saat ini terus menempatkan sistem pertahanan udara mereka di kawasan Eropa, khusunya di Eropa timur yang berada di dekat Rusia. Mereka berasalan penempatan ini merupakan permintaan langsung dari negara-negara yang bersangkutan.

Washington bersikeras penempatan sistem pertahanan udara ini tidak ditunjukan untuk Rusia. Namun, di saat yang bersamaan, AS juga tidak bisa menjamin bahwa sistem pertahanan udara mereka tidak digunakan pada sistem rudal Rusia.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin juga sempat mengatakan bahwa penempatan sistem pertahanan udara ini adalah ancaman bagi Rusia. Sama dengan Yesin, Putin juga menyebut Rusia akan merespon dengan keras bila fasilitas mereka menjadi sasaran sitem pertahanan udara AS itu.

Rusia sendiri di mata AS, masih dinilai sebagai salah satu ancaman tersebut mereka di dunia. Bahkan, Jenderal Mark Milley, seorang petinggi Pentagon menyatakan, Rusia menjadi negara tunggal yang bisa menghancurkan AS dengan senjata nuklir.

”Rusia adalah satu-satunya negara di dunia yang berisi kemampuan nuklir, yang bisa menghancurkan Amerika Serikat,” kata Jenderal Milley dalam sebuah sidang untuk mempertimbangkan pencalonannya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat AS berikutnya.

source: SINDOnews.com

Rekor Baru, Jepang 464 Kali Intersep Pesawat China


Angkatan Udara Bela Diri Jepang melakukan pencegatan terhadap pesawat China sebanyak 464 kali pada tahun 2014. Informasi ini terungkap dalam White Paper pertahanan tahunan Jepang.

Laporan itu menyebutkan pencegatan sebanyak 464 kali terhadap pesawat China merupakan rekor tertinggi dengan naik 49 kali dari tahun sebelumnya.

White Paper pertahanan 2015 juga menyebut China telah meningkatkan penerbangan secara ‘sewenang-wenang’ untuk mengubah status quo di Laut China Timur dan Laut China Selatan.

“China secara rutin ‘mengirimkan kapal ke perairan di sekitar Kepulauan Senkaku yang disengketakan di China Timur Laut. Kegiatan oleh pesawat angkatan laut dan angkatan udara China, yang tampaknya untuk mengumpulkan informasi tentang negara kita, telah sering diamati, “kata white paper itu.

“Kurangnya transparansi dalam urusan militer dan keamanan telah membuat perkembangan militer China telah menjadi perhatian tetangga dan masyarakat internasional termasuk bangsa kita,” kata Menteri Pertahanan Jenderal Nakatani seperti dikutip oleh Japan Times Selasa 21 Juli 2015.

jejaktapak.com

30 Tahun Jadi Top Secret, Tank Israel ini Akhirnya Diizinkan Muncula


Setelah 30 tahun menjadi senjata rahasia tinggi, Israel akhirnya merilis sebuah tank khusus yang sebenarnya adalah peluncur rudal mobile.

Tank bernama Pereh itu kini fotonya telah beredar luas dan dinyatakan diklasifikasikan untuk konsumsi publik.

Pereh didasarkan pada chassis tank tempur utama M60 dan membawa rudal Spike anti-tank dipandu rudal.”Sekarang diizinkan untuk mempublikasikan bahwa Israel mengoperasikan sistem senjata khusus yang telah dirahasiakan selama 30 tahun: tank Pereh, ” tulis Israel Defence.

Tank ini unik dan menipu karena dipasang peluncur rudal anti-tank Tamuz.  Pereh menggunakan sasis dari tank tempur utama seri Magach yang merupakan varian upgrade dari M48 dan M60 buatan Amerika.Menara asli telah diperbesar untuk menginstal sebuah peluncur di bawah armor untuk 12 rudal.

Sebuah meriam palsu dipasang di tank sehingga terlohat seperti sebuah tank biasa. Ketika peluncur hendak digunakan maka menara digerakkan dan peluncur keluar dari bagian belakang tank.
Pereh dapat dengan mudah diidentifikasi dengan adanya antena melengkung yang dipasang di bagian belakang di atap turret yang didirikan di posisi tembak

Gambar-gambar pertama dari Pereh yang dirilis di internet selama operasi militer Israel pada bulan Juli 2014, meskipun itu tidak pernah dikonfirmasi oleh IDF.

Senjata dikatakan telah aktif di hampir setiap konflik besar Israel dan telah menjadi bagian dari selama dua setengah dekade.

Di daerah seperti di sekitar perbatasan dengan Lebanon, Pereh biasanya ada di bukit, mengambil target dan memberikan dukungan dari jarak jauh.Spike adalah generasi keempat rudal anti tank Israel dan rudal anti-personil.

Sampai dua tahun lalu, Pereh masih dijaga dalam kerahasiaan. Menurut laporan di forum “Segar”, satu-satunya foto Pereh diambil dari sisi belakang dan bocor ke web selama perang Lebanon kedua di tahun 2006, tetapi mendapat sedikit perhatian dan sangat sulit untuk menemukan salinan foto. Dua tahun lalu, dua tank Pereh difoto di Dataran Tinggi Golan di sepanjang perbatasan Suriah. Setiap kali sebuah foto dari tank ini diterbitkan pada outlet media Israel maka militer Israel langsung mensensornya.


jejaktapak.com

NASA Temukan Planet Mirip Bumi


Badan Antariksa Amerika Serikat (AS), NASA membuat sebuah penyataan mengejutkan. NASA mengaku telah berhasil menemukan sebuah planet yang mirip dengan Bumi.

"Exoplanets, terutama yang memiliki ukuran yang sama dengan Bumi, 21 tahun yang lalu mungkin masih masuk dalam kategori fiksi ilmiah. Hari ini, setelah terjadi beribu penemuan, astronom menemukan sesuatu, yang telah diimpikan oleh orang-orang selama ribuan tahun, yaitu Bumi lain," bunyi pernyataan NASA.

Melansir Sputnik pada Kamis (13/7/2015), NASA menyatakan Bumi baru tersebut ditemukan oleh misi Kepler. Misi Kepler adalah satelit yang diorbitkan NASA pada tahun 2009 lalu, dan memang ditunjukan untuk mencari planet lain yang mirip dengan Bumi.

Setelah tujuh tahun mengorbit, satelit yang dikembangkan oleh Ball Aerospace & Technologies Corp itu akhirnya menemukan Bumi baru tersebut. Penemuan ini terjadi hanya beberapa saat setelah muncul ide untuk menghentikan misi tersebut.

Namun, NASA masih enggan memberikan keterangan resmi mengenai lokasi planet yang mungkin bisa menjadi tempat tinggal baru manusia tersebut. Beberapa pengamat antariksa menduga bahwa Bumi baru yang ditemukan oleh NASA tersebut masih berada di Galaksi Bima Sakti.

SINDOnews.com

Kim Jong-un Gaungkan Perlawanan Terhadap AS


Pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) menyerukan kepada rakyatnya untuk terus melakukan perlawanan terhadap Amerika Serikat (AS). Namun, perlawanan yang dia maksud bukan melalui perang, tapi melalui jalur yang lebih halus, yakni propaganda.

Seperti diberitakan Korean Central News Agency (KCNA), yang dilansir Itar-tass pada Kamis (23/7/2015), Jong-un menyerukan adanya intensitas proganda anti-AS dan juga anti-imperialis.

Berbicara saat mengunjungi Museum sejarah di Korut, sebagai bagian dari peringatan hari kemenangan dalam perang pembebasan patriotik (perang Korea 1950-1953), dirinya menyebut diperlukan sebuah sistem pendidikan untuk memperkuat semangat anti-AS dan anti-imperialis.

"Kita harus fokus pada rakyat dan pendidikan militer untuk memperkuat semangat anti-AS dan anti-imperialis, yang merupakan kunci penting untuk revolusi dan masa depan negara kita," kata Jong-un dalam pernyataannya.

Di kesempatan yang sama, Jong-un juga mengingatkan kembali kekejaman yang dilakukan AS kala mereka membantu Korea Selatan (Korsel) dalam perang di semenjung Korea, Menurutnya, Korut harus segera menuntaskan dendam kepada AS atas apa yang telah mereka lakukan.

Sumber : SINDOnews.com

Indonesia Disebut Memperumit Proyek Jet Tempur KF-X Korea


Indonesia disebut sebagai pihak yang akan memperumit pembangunan jet tempur Korean Fighter Experimental (KF-X) karena diperkirakan akan menghambat proses transfer teknologi dari Amerika. Padahal tanpa transfer teknologi, program ini sulit terwujud.

Hal tersebut disampaikan Choi Jong-kun, profesor ilmu politik dan diplomasi di Universitas Yonsei, Korea Selatan. Sebagaimana dikutip  businesskorea.co.kr   14 Juli 2015,  Choi menyebut proyek KF-X bisa menemui jalan buntu tanpa transfer teknologi kunci dari Amerika Serikat. Meski the Defense Acquisition Program Administration (DAPA) mengklaim hal  itu tidak akan terjadi, karena memiliki pilihan untuk transfer teknologi dari negara ketiga.

“Tempat paling bagus dari proyek KF-X adalah kebijakan lisensi ekspor AS,” kata Choi “Jika Korea harus melakukannya sendiri karena kurangnya transfer teknologi, proyek tidak akan dapat selesai sesuai jadwal. ”

DAPA menandatangani perjanjian diimbangi pada Oktober tahun lalu dengan Lockheed Martin harus memberikan teknologi kunci untuk proyek tersebut. Saat ini, prosedur perizinan ekspor sedang berlangsung di pemerintah AS. Dikatakan bahwa pemerintah AS tidak bersedia memberikan empat teknologi kunci, termasuk radar active electronically scanned array (AESA).  DAPA mengatakan bahwa proyek ini tetap akan memenuhi jadwal dengan terus berbicara dengan AS dan bekerja sama dengan negara ketiga hanya dalam kasus.

Menurut profesor, AS kemungkinan akan terus mengunci teknologi pentingnya karena kehadiran Indonesia yang disebut Choi sebagai negara Islam. Dan sejauh ini Amerika tidak pernah memberi teknologi kepada negara dengan mayoritas penduduknya Islam.

Tetapi jika kemudian Indonesia menarik diri dari proyek itu juga akan memunculkan masalah. “Jika Indonesia menarik diri dari proyek di negara itu, masalah bisa muncul dalam bentuk beban anggaran dan pengurangan skala proyek,” lanjutnya.

Jejak Tapak

China Kirim 2 Frigat Paling Canggih ke Laut China Selatan


Angkatan Laut Cina dilaporkan telah menugaskan dua kapal perusak paling canggih mereka yakni type 052D kelas Luyang III awal bulan ini ke Laut Cina Selatan.

Perusak yang  dijuluki Yangsha, kemungkinan berasal dari Pangkalan di Yalong Bay di pulau Hainan.

Dilaporkan Jane Defense Weekly, tyipe 052D memiliki sistem senjata peluncuran vertikal yang mampu menembakkan rudal anti-udara, anti-permukaan, anti-kapal selam, dan rudal serangan darat. Sistem tidak ditemukan pada Type 052C sebelumnya.

Awal bulan ini, Type 052D ketujuh keluar dari galangan kapal di Shanghai dan bergabung dengan enam yang lain kelas yang sudah ada di luar. Sementara kapal kedelapan dan kesembilan sedang dibangun.

Jane juga melaporkan sebanyak 19 frigat type 054A Jiangkai II Yangzhou dan 20 kelas Handan telah diserahkan kepada Angkatan Laut China dan diyakini telah atau akan segera masuk layanan. Empat kapal type ini juga sedang dibangun di dua galangan kapal.

Pada tanggal 17 Juli, korvet Type 056 kelas Jiangdao terbaru diluncurkan di galangan kapal di Huangpu.

Laporan menunjukkan bahwa dua hari kemudian, tanggal 22 kelas Suqian, juga varian ASW, ditugaskan. Pada awal bulan ini, Type 056 keenam yang akan dibangun di galangan kapal Lushun Liaonan diluncurkan.

Seminggu sebelumnya, dua kapal pendukung ditugaskan – kapal angkat berat Donghaidao dan kapal pemasok type 904A Junshan

source : jejaktapak

Confirmed: Beijing is Building World’s Largest Sea Plane for Use in South China Sea


After months of speculation China finally announced that it is has started to assemble the Jiaolong (Water Dragon) AG600 – the world’s largest amphibious aircraft, according to the International Business Times.
The first airframe is currently being constructed at a facility in Zhuhai in Guangdong province. Final assembly should be completed  by the end of 2015 with a first flight tentatively scheduled for mid-2016.
Government sources report that an order for 17 planes has already been placed domestically. As I reported before (See: “Will This Plane Let China Control the South China Sea?”), the AG600 is capable of landing and taking off on water (and land) and could make it easier for Beijing to press its claims in the South China Sea.
Back in April, a defense analyst observed:
Amphibious planes like the AG600 would be perfect for resupplying the new artificial islands that the Chinese are building in the SCS [South China Sea]. At the same time, these islands would be excellent bases of operations for the AG600 to engage in maritime patrols of claimed territories.
However, an official in the Chinese aviation industry stressed that the plane is also intended for export abroad. “Since the first day of its development, the AG-600 has been designed for the global market. We are confident in its market prospects because the aircraft’s overall specifications, such as the maximum take-off weight and flight range, are better than other amphibious planes in the world,” said Qu Jingwen, general manager of the China Aviation Industry General Aircraft Company.
The aircraft is powered by four turboprop WJ-6 engines and has a range of 5,500 kilometers. It has a maximum take-off weight of 60 tons and can carry up to 50 people.
A few potential foreign customers have allegedly already sent purchasing inquiries. “Some countries with many islands, such as Malaysia and New Zealand, have expressed interest in the AG-600, and we are in contact with them,” Qu noted.
However, one analyst is not so sure about the plane’s export potential. “Since the program can hardly be justified by the civilian demand, the likely explanation is that the program has a significant military importance,” Sam Bateman, an adviser with the Maritime Security Program at the S. Rajaratnam School of International Studies in Singapore emphasized.
Yet, the chief designer of the plane, Huang Lingcai, insists that the plane can first and foremost play a key role in maritime rescue operations:
There’s always a golden rescue time for survivors in the open sea. The time limit is usually controlled in seven to 12 hours, but the speed of the rescue boat is too slow. The cruise speed of this seaplane is 480kms per hour. If other conditions allow, the seaplane can land directly on the water surface, and then send out lifeboats. In this way we could conduct a successful rescue.
This statement should still be taken with a grain of salt. It is highly unlikely that such a plane could be deployed in the open oceans for rescue operations due to high waves and strong currents. It will much more likely be used as a military or civilian transport aircraft in shallower waters. In that sense, it is ideally suited for deployment around the contested Spratly Islands in the South China Sea.

Angkatan Laut Indonesia Butuh 150 Kapal

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Ade Supandi mengatakan ada banyak alutsista milik TNI AL yang usianya sudah cukup tua sehingga perlu peremajaan dalam rencana strategi Minimum Essential Force(MEF). Ade mencontohkan, kapal-kapal patroli yang kondisinya sudah tua seperti fast patrol boat (kapal patroli cepat) serta kapal frigate dan korvet buatan Belanda.

”Ada beberapa alutsista yang usianya sudah tua yang harus diremajakan pada tahun ini. Contohnya, kapal frigate eks Belanda, itu kan buatan tahun 1967, ada enam kapal. Jadi, usianya kalau sekarang sudah 48 tahun,” kata Ade.

Dari sisi kelayakan, kata Ade, kapal tersebut masih dapat digunakan karena kemampuan apungnya masih bagus namun tetap harus mendapat perhatian. Karena itu, TNI AL sudah mengurangi tugas combat kapal tersebut. Ade mengakui, belum seluruhnya kapal frigate diremajakan.


Kendati demikian, dua kapal pengganti sedang dalam proses pembuatan oleh PT PAL. ”Kita juga sudah memasukkan tambahan empat. Karena itu, kita mengharapkan tidak berubah secara signifikan secara jumlah, tetapi kualitas. Jadi enam kapal ini, dua sudah dimulai, empat kita masukan dalam revisi MEF,” katanya sebagaimana dikutip Sindo 20 Juli 2015.

Kapal yang juga kondisinya sudah tua adalah empat kapal korvet buatan Belanda. Kapal yang diproduksi pada tahun 1980 ini sudah berusia 35 tahun. Ade menyampaikan, dua dari empat kapal tersebut sedang mengalami perbaikan pada tahun ini. Perbaikan tersebut mencakup kemampuan apung, kemampuan tempur, dan sistem persenjataan, sehingga kapal tersebut bisa digunakan hingga 5–10 tahun ke depan. ”Kita membutuhkan 151 kapal, nantinya itu semua diisi oleh kapal-kapal baru sehingga posturnya utuh,” katanya.

Ade menambahkan, alutsista lainnya yang perlu diganti adalah pesawat udara untuk tactical maritime aircraft atau pesawat udara maritim taktis. Pesawat tersebut diperlukan untuk membantu kegiatan di laut. Termasuk, pengadaan 11 helikopter anti kapal selam (AKS).

”Kita ingin dihidupkan lagi skuadron pesawat AKS. Tahap pertama 11 helikopter. Apalagi, kapal kita konsepnya bahwa helikopter adalah bagian organik. Karenanya, semua kapal yang memiliki geladak akan dilengkapi helikopter sehingga punya kemampuan utuh untuk peperangan yakni, peperangan anti udara, peperangan anti kapal permukaan, dan peperangan anti kapal selam. Termasuk, dalam maritime surveilance dari kapal-kapal itu sendiri,” ucapnya.

Begitu juga dengan kapal penyapu ranjau dan dua kapal selam milik TNI AL yang kini sudah tua. Ade menuturkan, dua kapal selam KRI Cakra 401 dan KRI Nanggala 402 sudah dioperasikan sejak 1980.

Source : jejak tapak

Rusia Bersiap Uji Coba Rudal Antar Benua


Rusia dikabarkan telah mempersiapkan diri untuk melakukan uji coba pertama rudal baru antar benua mereka. Kabar ini muncul setelah militer Rusia telah memasuki pengembangan tahap ketiga senjata baru Negeri Beruang Merah itu.

Kabar mengenai rencana uji coba rudal antar benua tersebut dihembuskan oleh ajudan Strategic Missile Force Commander, Igor Denisov. Dirinya mengemukakan, uji coba tersebut paling lambat digelar pada tahun 2017 mendatang.

"Sampai hari ini, tahap ketiga dari desain dan pengembangan sedang berjalan. Saya percaya kita akan mencapai tahap dimana kita sudah bisa menjalankan uji coba rudal tersebut akan dicapai dalam 18 hingga 24 bulan ke depan," kata Denisov, seperti dilansir Itar-tass pada Selasa (21/7/2015).

Rudal antar benua yang diberi nama Sarmat ini merupakan penerus dari rudal Voyevoda, atau yang dikenal secara luas dengan sebut SS-18 Satan, yang saat ini masih menjadi andalan militer Rusia.

Rusia saat ini memang tengah getol mengembangkan senjata, amunisi dan alat-alat tempur mereka. Pengembangan ini terus dikebut seiring dengan semakin agresifnya pergerakan Amerika Serikat dan NATO di wilayah Eropa timur, yang berdekatan dengan Rusia.

SINDOnews.com

AS dan NATO Latihan Perang Besar di Ukraina, Rusia Marah



Amerika Serikat (AS) memimpin latihan perang besar-besaran yang melibatkan 18 ribu tentara dari 18 negara termasuk sekutu-sekutu NATO di Ukraina timur. Latihan perang besar-besaran ini membuat Rusia marah karena bisa jadi ancaman gencatan senjata yang sudah berjalan di Ukraina.

Latihan perang ini akan berlangsung selama dua minggu ke depan. Manuver militer 18 negara ini berlangsung di saat Rusia krisis dana militer setelah terjebak dalam krisis Ukraina selama 15 bulan, di mana Rusia jadi bulan-bulanan penjatuhan sanksi negara-negara Barat.

Rusia dimusuhi Ukraina dan negara-negara Barat setelah dituduh mendukung separatis pro-Rusia di Ukraina timur. Konflik di Ukraina hingga kini belum mereda meski korban tewas telah mencapai lebih dari 6.500 jiwa.

”Manuver bersama ini menunjukkan dukungan luas untuk Ukraina dalam perjuangannya untuk mempertahankan kebebasan dan kedaulatan,” kata komandan pasukan Ukraina, Oleksandr Syvak, menjelang latihan perang.

Selain Ukraina dan AS, pasukan dari sekutu-sekutu NATO seperti Jerman, Spanyol, Turki, Kanada, Polandia, Rumania, Bulgaria, Estonia, Latvia dan Lithuania ikut bergabung. Beberapa negara non-anggota NATO seperti Serbia, Moldova, Georgia dan Azerbaijan juga ikut-ikutan ambil bagian dalam manuver militer besar-besaran ini.

Sementara itu, Rusia yang marah dengan cepat mengutuk latihan perang besar-besaran ini. Rusia menganggap manuver militer NATO di Ukraina tersebut sebagai ancaman gencatan senjata yang sudah berjalan beberapa bulan.

"NATO harus memahami bahwa tindakan tersebut mungkin mengancam untuk mengganggu kemajuan yang terlihat dalam proses perdamaian terkait krisis internal di Ukraina," kata Kementerian Luar Negeri Rusia, seperti dilansir Russia Today, Selasa (21/7/2015).

Sumber : SINDOnews.com

Kesepakatan Nuklir Tak Larang Iran Gunakan Rudal Balistik


TEHERAN - Iran akan terus menggunakan rudal balisitik hasil karya mereka sendiri, karena hal itu tidak melanggar kesepakatan nuklir dengan enam kekuatan dunia. Pernyataan tersebut diutarakan oleh Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.

"Menggunakan rudal balistik tidak melanggar Rencana Aksi Bersama Komprehensif, itu hanya melanggar butir lampiran Resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB Nomor 2231, yang mana hal itu mengikat," kata Zarif dalam sebuah pernyataan.

Dirinya mengatakan dalam lampiran Resolusi DK PBB tersebut hanya menyangkut penggunaan rudal bersenjata dengan kemampuan hulu ledak nuklir. Sedangkan, rudal balistik Iran tidak menggunakan hulu ledak nuklir, sehingga bukanlah sebuah pelanggaran.

"Dan karena kita tidak merancang setiap rudal kami untuk membawa senjata nuklir, oleh karena itu resolusi sama sekali ini tidak berhubungan dengannya," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (21/7/2015).

Rencana Aksi Bersama Komprehensif adalah sebuah dokumen yang baru saja disetujui oleh DK PBB, yang mengatur kode perilaku, agar Iran terus sejalan dengan kesepakatan nuklir. Dalam dokumen itu disebutkan bahwa Iran tidak diperkenankan untuk mengembangkan, membuat, atau mencari senjata nuklir.

Sumber : SINDOnews.com

Separatis Pro-Rusia Klaim Tarik Senjata, Ukraina Ragu


Pasukan separatis pro-Rusia di Ukraina timur mengumumkan penarikan berbagai senjatanya dari garis depan area konflik. Namun, klaim separatis pro-Rusia itu diragukan Pemerintah Ukraina.

Separatis pro-Rusia di wilayah Luhansk (atau Lugansk) mengatakan bahwa mereka telah menarik muncur semua senjata berkaliber kaliber kurang dari 100 mm sejauh tiga kilometer dari garis depan konflik. Namun, persenjataan untuk wilayah di sekitar Desa Schastie masih dipertahankan.

”Semua komandan telah melaporkan penarikan peralatan senjata. Oleh karena itu semua tank, APC, MT-LBS yang membawa senjata antipesawat, dan senjata lainnya berkaliber kurang dari 100 mm telah ditarik mundur,” kata pihak LuganskInformCenter dalam sebuah pernyataan.

Kepala Staf Milisi Rakyat Luhansk, Sergey Kozlov, juga telah mengkonfirmasi kepatuhan mereka terhadap Perjanjian Minsk. ”(Kami) menunjukkan kepatuhan terhadap perjanjian Minsk, dan kami mengambil langkah ini secara terbuka dan secara sepihak, serta berharap bahwa ada respons yang sama dari pihak Ukraina,” katanya, seperti dikutip Russia Today, semalam.

Pihak berwenang dari Republik Rakyat Donetsk (DNR) juga mengumumkan langkah serupa dan disaksikan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE). Juru bicara DNR, Eduard Basurin mengatakan bahwa milisi telah menarik lebih dari 40 tank dan 80 kendaraan tempur infanteri pada hari Minggu.

Sementara itu, Ukraina masih meragukan klaim separatis pro-Rusia itu. ”Mereka mengatakan satu hal dan melakukan yang sebaliknya,” kata juru bicara pemerintahan presiden Ukraina untuk operasi militer, Aleksander Motuzyanik, kepada RIA Novosti yang dilansir Senin (20/7/2015).

Sengketa Laut China Selatan, Filipina Usul Dana Gila-gilaan



Pemerintah Filipina mengusulkan anggaran pertahanan yang gila-gilaan untuk tahun depan, yakni mencapai 25 miliar peso atau sekitar Rp7,3 triliun. Dana sebesar itu akan digunakan untuk membeli berbagai peralatan alutsista untuk membela klaim Filipina atas kawasan Laut China Selatan.

Pejabat Filipina pada Senin (20/7/2015) mengatakan dana pertahanan yang diusulkan sebesar 25 miliar peso untuk membeli kapal frigrat, pesawat mata-mata hingga radar canggih untuk dioperasikan di Laut China Selatan yang jadi sengketa.

Kawasan Laut China Selatan telah jadi sengketa antara China dengan negara-negara Asia seperti Filipina, Malaysia, Vietnam, Brunei dan Taiwan. Namun, dari beberapa negara yang bersengketa itu, China merupakan negara yang mengklaim hampir 90 persen kawasan Laut China Selatan. China juga jadi negara yang paling agresif dalam melakukan reklamasi di kawasan sengketa itu.

RUU Anggaran Pertahanan Filipina sudah diusulkan untuk tahun 2016. Namun, Presiden Benigno Aquino diyakini tidak lagi menjabat pada tahun depan. Dana pertahanan 25 miliar peso yang diusulkan itu lebih besar 15,1 persen dibandingkan dengan jumlah anggaran pertahanan pada saat ini.

Sekretaris Manajemen Anggaran Filipina, Florencio Abad, membenarkan usulan anggaran pertahanan Filipina yang besar-besaran itu. ”Pada 2016, proposal kami untuk Kongres sebesar 25 miliar peso untuk program modernisasi (militer),” kata Abad kepada Reuters, Senin (20/7/2015).

Seorang jenderal senior militer, yang menolak disebutkan namanya karena ia tidak berwenang berbicara kepada media, mengatakan kepada Reuters, bahwa dana pertahanan yang diusulkan itu untuk mengakuisisi dua frigat, dua pesawat patroli jarak jauh dan tiga radar pengawasan udara.

sumber : SINDOnews

Pesawat Rusia Bermanuver di Atas 4 Kapal Perang NATO


Sebuah pesawat pengintai militer Rusia terbang di atas empat kapal perang NATO di Laut Baltik. Empat kapal perang NATO itu, salah satunya kapal rudal perusak Amerika Serikat (AS), USS Jason Dunham.

Insiden itu terjadi Kamis pekan lalu, namun baru diungkap seorang pejabat Departemen Pertahanan AS, semalam. Pesawat Rusia yang bermanuver di atas empat kapal perang NATO itu mirip pesawat P8-AS.

Pejabat Pentagon kepada CNN, mengatakan, kapal USS Jason Dunham adalah bagian dari kelompok empat kapal perang NATO termasuk kapal perang Inggris, Prancis dan kapal perang Jerman. Pada satu titik, pesawat Rusia terbang di atas dek salah satu kapal NATO dan berdengung di ketinggian hanya 500 kaki.

”Kami tidak menyebut ini aman dan profesional. Kami menyebutnya rutin, tapi kami berada di tepi yang sangat tidak nyaman,” kata pejabat Pentagon yang menolak diidentifikasi, yang dilansir semalam (13/7/2015).

Menurut pejabat Pentagon itu, tidak ada kapal perang NATO yang merasa terancam oleh manuver pesawat militer Rusia.

Pemerintah Rusia belum mengkonfirmasi soal manuver pesawat militernya di atas empat kapal perang NATO. Sementara itu, media Rusia, Sputnik melaporkan, kapal rudal perusak AS, USS Jason Dunham tiba di Latvia di tengah meningkatnya manuver militer Rusia.

Kapal rudal perusak AS, USS Jason Dunham, bergabung dengan Angkatan Laut Latvia selama akhir pekan. Kehadiran kapal rudal perusak itu diyakini bisa memicu kembali ketegangan AS dengan Rusia, setelah sebelumnya AS bersumpah untuk melindungi negara-negara Baltik bekas Soviet, seperti Latvia, Lithuania dan Estonia dari ancaman Rusia.

Kapal yang sama sebelumnya mengunjungi sekutu NATO lainnya, Estonia dan Finlandia, di saat manuver militer Rusia meningkat. “(Kapal USS) Jason Dunham sedang melakukan operasi Angkatan Laut di wilayah Armada 6 AS dalam operasi untuk mendukung kepentingan dan keamanan nasional AS di Eropa,” tulis halaman Facebook USS Jason Dunham

source: SINDO

Rusia Hendak Tempatkan Kapal Selam di Semenanjung Crimea


Rusia hendak menempatkan sejumlah kapal selam listrik terbarunya, “Novorossiysk”, di Semenanjung Crimea, kawasan Laut Hitam. Langkah Rusia ini diduga untuk menguatkan status kepemilikan Crimea sejak dianeksasi Rusia dari Ukraina tahun lalu.

”Pembangunan serangkaian ‘Proyek 636’ kapal selam diesel-listrik untuk Armada Laut Hitam berada di bawah kontrol konstan Komando Utama Angkatan Laut,” kata Komandan Angkatan Laut Rusia, Laksamana Viktor Chirkov, kemarin.

“Sampai akhir 2015, Angkatan Laut akan menerima dua kapal selam dari ‘Proyek 636’, yakni Kolpino dan Veliky Novgorod. Kapal berada dalam fase konstruksi aktif di Admiralty Shipyards, dan kami berencana untuk menerima mereka untuk operasi di Angkatan Laut sampai akhir 2016,” lanjut dia, seperti dilansir IB Times.

Sejak Rusia menganekasi Crimea dari Ukraina pada Maret 2014, konflik di Ukraina timur terus terjadi selama 16 bulan terakhir. Bahkan, sejak krisis Ukraina pecah, Rusia telah meningkatkan kehadiran militernya di seluruh dunia, termasuk mengambil bagian dalam latihan Angkatan Laut di Pasifik, Arktik, Mediterania dan Laut Jepang.

Ukraina dan negara-negara Barat terutama Amerika Serikat (AS) tidak pernah mengakui aneksasi Rusia terhadap Crimea. Aneksasi itu terjadi, setelah rakyat Crimea menggelar referendum untuk pisah dari Ukraina pada 2014. Usai referendum, rakyat Crimea menyatakan diri untuk bergabung dengan Rusia, dan Kremlin membuat peta baru Rusia dengan Crimea termasuk wilayahnya.

Namun, langkah Rusia itu membuat negara-negara Barat, seperti Uni Eropa menjatuhkan sanksi. Tapi, Rusia tidak mau ambil pusing dengan sanksi. Menurut Rusia, aneksasi Crimea sah, karena sesuai kehendak 80 persen rakyat Crimea.

”Dengan kedatangan berurutan dari kapal selam ‘Novorossiysk’ pada 2015-2016, kita dapat menyatakan tentang kebangkitan kekuatan kapal selam Armada Laut Hitam,” ujar Chirkov.


source: SINDO

AS Jajal Bom Nuklir B61-12, Rusia Meradang


Rusia meradang setelah Amerika Serikat telah melakukan uji coba bom nuklir B61-12. Rusia mengecam tindakan AS itu sebagai aksi provoktif terbuka dan tindakan tidak bertanggung jawab.

Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Anatoly Antonov, mengatakan, tindakan AS telah telah menjajal bom nuklir ะ’61-12 itu sebagai penegasan rencana Washington untuk mempertahankan senjata nuklir di Eropa yang mampu mencapai Rusia.

”Ternyata dengan alasan ancaman yang datang dari Rusia, AS tidak hanya menambah potensi militer mereka dan aktivitasnya sebagai anggota NATO, tapi juga meningkatkan potensi nuklir mereka,” kata Antonov.

Menurut Antonov, Kementerian Pertahanan Rusia tidak bisa mengesampingkan kemungkinan bahwa Amerika menguji coba bom nuklir mereka untuk memungkinkan penggunaannya oleh pesawat pembom NATO di Eropa.

”Bom atom yang diuji, adalah perangkat untuk tujuan ganda. Ini dapat menjadi unsur senjata ofensif strategis ketika dibawa oleh (pesawat) pembom berat dan jadi elemen senjata nuklir non-strategis ketika dibawa oleh pesawat taktis,” ujarnya, seperti dilansir Russia Today, Senin malam (13/7/2015).

Uji coba bom nuklir AS itu dilakukan Angkatan Udara dan Administrasi Keamanan Nuklir Nasional di lokasi tes senjata di Tonopah, Nevada pada tanggal 1 Juli 2015.

”Fitur khusus dari uji coba adalah fakta bahwa pesawat jet tempur pembom F-15E digunakan sebagai pembawa senjata nuklir. Hal ini memberikan alasan untuk percaya bahwa tes dilakukan untuk meneliti kemungkinan bahwa bom nuklir B61-12 bisa digunakan oleh pesawat pembom NATO yang ditempatkan di Eropa,” lanjut Antonov.

Menurutnya, tes bom nuklir terbaru ini adalah bukti ”keengganan yang kuat” dari AS untuk mematuhi perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT). Bom nuklir B61-12 AS itu digunakan sejak 1960-an.

source: SINDO

Inilah 5 Kapal Selam Rusia Paling Mematikan

Sejumlah media Rusia belum lama ini melansir daftar pesawat tempur dan kapal perang paling berbahaya yang dimiliki militer Kremlin. Dalam laporan itu, terdapat daftar lima kapal selam paling mematikan yang dimiliki Rusia.

Laman Sputnik dalam laporannya Senin malam (13/7/2015), ikut melansir lima kapal selam nuklir Rusia yang paling mematikan tersebut. Berikut daftarnya.

1. Kapal selam Akula-class
Akula Class

Kapal selam ini sejatinya bernama kapal Bar atau Project 971 Shchuka-B. Namun, oleh NATO kerap dinamakan sebagai Akula. Ini merupakan kapal selam bertenaga nuklir yang dilengkapi dengan 40 torpedo, ranjau dan rudal jelajah 12 RK-55.

Kapal selam ini pertama dikerahkan di akhir 1980-an. Kecepatannya cukup mengesankan, yakni hingga 35 knot saat terendam. Kapal ini mampu menyelam di kedalaman maksimum 600 meter (hampir 2.000 kaki) dan menawarkan sebuah daya tahan hingga 100 hari.

Keunggulan lainnya, kapal selam karya insinyur Soviet ini memiliki tingkat kebisingan yang rendah. Kapal ini telah dikembangkan dalam beberapa versi, termasuk Akula II yang terkenal sebagai kapal selam paling tenang saat ditugaskan.

Angkatan Laut Rusia telah mengoperasikan lebih dari sepuluh kapal selam Akula, yang salah satunya disewa di India selama sepuluh tahun untuk membantu proyek kapal selam bernama INS Chakra.

2. Kapal selam Kilo-class

Project 877

Kapal selam ini dikenal di Rusia sebagai Project 877 Paltus. Namun, kemudian dikenal sebagai kapal selam Kilo yang merupakan kapal klasik Perang Dingin. Ini adalah kapal selam bertenaga diesel-listrik pertama yang ditugaskan pada tahun 1982.

Kapal selam Kilo dilengkapi dengan rudal udara, torpedo, ranjau dan rudal anti-kapal. Kapal ini dirancang untuk menjalankan misi anti-kapal selam di perairan pesisir. Kapal ini terkenal menjadi platform ekspor populer dan dibeli oleh Aljazair, China, India, Iran, Polandia dan Rumania.

3. Kapal selam Project 636M
Project 636

Kapal selam Project 636 Varshavyanka adalah kapal selam versi perbaikan dari kapal selam Kilo. Kapal selam ini diklaim memiliki kecepatan yang lebih tinggi dengan teknologi maju. Kapal ini diklaim mampu berperang dalam jarak panjang dari pendahulunya.

Kapal jenis ini dijuluki NATO sebagai sebuah “lubang hitam” sejak kapal selam Kilo-class dikembangkan dan hampir mustahil untuk bisa dideteksi di bawah air.

Kapal selam Varshavyanka dipersenjatai dengan torpedo, ranjau dan rudal jelajah 3M54. Kapal tipe ini telah diperintahkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia mulai beroperasi pada 2014 dan ditugaskan untuk Armada Laut Hitam Rusia.

4. Kapal selam Borei-class

Borei Class

Kapal selam Borei dan Yasen-class adalah dua platform yang dirancang sejak akhir Perang Dingin. Yang pertama adalah kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir yang dirancang untuk menggantikan kapal selam tua, seperti Delta III dan IV Delta. Kapal selam Borei dimaksudkan sebagai tulang punggung penangkal nuklir maritim Rusia.

Kapal selam Borei dibangun untuk melayani Angkatan Laut Rusia dengan kemampuan jarak jauh dalam beberapa tahun mendatang. Angkatan Laut Rusia sejauh telah mengoperasikan tiga kapal selam Borei-class; Yury Dolgoruky, Alexandr Nevsky dan Vladimir Monomakh. Dua yang pertama ditugaskan pada tahun 2013, sedangkan yang terbaru adalah dalam pelayanan aktif sejak Desember 2014.

5. Kapal selam Yasen-class
Yasen Class


Ini adalah kapal selam Project 885 yang merupakan kapal selam multiguna. Kapal ini disebut-sebut sebagai “perahu serbaguna” paling maju di Angkatan Laut Rusia. Kapal Yasen dirancang untuk menggantikan kapal selam Akula-class.

Selain dilengkapi senjata torpedo, kapal selam Yasen mampu menembak rudal jelajah dari delapan sistem peluncuran vertikal. Kapal Yasen-class juga dapat menyelinap lebih dari 600 meter di bawah gelombang, dan membuat mereka ancaman yang lebih kuat untuk musuh Rusia.

Sumber : SINDOnews



Bomber Rusia Jatuh, 7 Awak Lenyap


Tu-95
Sebuah pesawat bomber milik militer Rusia dikabarkan jatuh di kawasan Siberia. Pesawat berjenis Tu-95 itu jatuh di dekat kota Khabarovsk, ketika baru saja melakukan latihan manuver.

"Pada tanggal 14 bulan 7 pukul 09.50 waktu Moskow, pesawat Tu-95 jatuh ketika ikut dalam latihan terbang di 80 Km dekat kota Khabarovsk. Pesawat tersebut tidak membawa senjata atau amunisi apapun ketika jatuh," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan.

Kementerian itu, seperti dilansir Sputnik juga mengatakan, setidaknya terdapat tujuh penumpang, dimana semuanya merupakan awak pesawat nahas tersebut. Saat ini, kondisi dan keberadaan ketujuh awak tersebut belum diketahui, namun Kementerian Pertahanan Rusia menyebut proses pencarian sudah dilakukan.

Ini adalah insiden kedua jatuhnya pesawat militer Rusia pada bulan ini, dan merupakan kecelakaan ketujuh sejak awal tahun. Menurut Seorang pilot uji dan pahlawan era Soviet, Magomed Tolboev, usia menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan-kecelakaan tersebut.

“Penyebab utama kecelakaan-kecelakaan itu adalah infrastruktur yang ketinggalan zaman. Pesawat-pesawat dari 1970-an, berusia 30 tahun, dan bahkan sampai 40 tahun,” kata Tolboev beberapa waktu lalu.

Sumber : SINDOnews

Diplomasi Buruk dengan Indonesia, Australia Kena Batunya


Diplomasi buruk yang dilakukan Pemerintah Australia pada Pemerintah Indonesia membuat Negeri Kanguru itu kena batunya. Australia kecewa setelah Indonesia memangkas jumlah impor sapi dalam jumlah besar.

Menteri Pertanian Australia, Barnaby Joyce, mengatakan bahwa, ia ingin memastikan Australia bekerja untuk resolusi dengan Indonesia sesegera mungkin setelah Indonesia memangkas jumlah impor sapi dari Australia.

Para perwakilan bisnis Australia yang beroperasi di Indonesia menyatakan diplomasi “megafon” Australia dan kurangnya konsultasi dengan Indonesia atas polemik pengusiran para pencari suaka ke wilayah Indonesia telah membuat Indonesia tidak senang.

Indonesia yang biasanya mengimpor sapi dari Australia dengan kuota hingga 250 ribu ekor, kini dipangkas menjadi sekitar 50 ribu ekor. Joyce merasa keputusan Indonesia itu “mengecewakan” dan bersumpah untuk mencari alternatif pasar lain. Para menteri senior di pemerintah Perdana Menteri Tony Abbott membantah keputusan Indonesia itu terkait ketegangan hubungan diplomatik kedua negara.

Namun, Debnath Guharoy, Presiden Dewan Bisnis Australia Indonesia, mengatakan sebaliknya. ”Dalam komunikasi saya dengan lembaga dan departemen pemerintah Indonesia, sentimen luar biasa yang saya rasakan adalah mereka tidak senang dengan Australia. Mereka tidak senang dengan cara kami melakukan diplomasi. (Diplomasi) megafon ini tidak bekerja,” katanya.

”Yang benar adalah, dalam hal hubungan bisnis, itu tidak membantu. Fakta bahwa kami (Australia) membuat keputusan secara sepihak tanpa konsultasi dan memberitahu mereka (Indonesia) hanya untuk berurusan dengan konsekuensi, kita hanya perlu melakukan diplomasi yang lebih baik dari yang telah kita lakukan,” ujarnya, seperti diberitakan Sydney Morning Herald, Selasa (14/7/2015).

Sumber : SINDOnews






Bappenas dan Kemenhan siapkan pembangunan pang kalan militer


Presiden Joko Widodo berkomitmen membangun infrastruktur wilayah perbatasan. Menindaklanjuti rencana presiden tersebut, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Pertahanan sedang merancang untuk membangun pangkalan militer untuk menjaga perbatasan Indonesia khususnya yang berhadapan dengan Laut Cina Selatan.

"Pertemuan kita hari ini untuk menyatukan tekad dalam melindungi kepentingan nasional dan menjaga wilayah kedaulatan khususnya wilayah terdepan kita di perbatasan. Tugas kita sesuai amanat UUD melindungi segenap tumpah darah Indonesia kan?" kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago di Jakarta, Jumat (10/7).

Menurut Andrinof, hari ini pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacuddu untuk membangun pangkalan militer di wilayah perbatasan. Khususnya perbatasan Indonesia yang berhadapan dengan Laut Cina Selatan.

"Saya usulkan dibentuk tim kajian bersama Bappenas dan Kemenhan untuk membangun pangkalan militer. Opsinya ada di beberapa lokasi seperti daerah Sambas Tanjung Datuk, Natuna atau Tarakan. Hasil kajian nanti kita akan sampaikan pada Bapak Presiden Jokowi untuk diputuskan beliau. Mudah-mudahan dalam waktu dekat dapat terealisasi," jelasnya.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan persetujuannya atas inisiatif Bappenas untuk merencanakan pembangunan pangkalan militer. Dia beranggapan potensi ancaman kedaulatan bangsa khususnya wilayah yang berbatasan langsung dengan laut Cina Selatan harus jadi prioritas mengingat sering menjadi obyek sengketa perbatasan beberapa negara.

"Saya pernah tugas di Kalbar dahulu dan adanya pangkalan militer itu sangat tepat. Ada potensi sumberdaya alam kita di Natuna juga sumber laut kita yang melimpah yang harus dijaga. Ini prioritas dijaga," jelas Ryamizard.

Sumber : merdeka.com

China Siap Kirim Pasukan dan Senjata ke Afghanistan


Presiden China Xi Jin-ping mengaku akan mengirimkan sejumlah pasukan, senjata dan alat-alat militer ke Afghanistan.

source: http://international.sindonews.com/read/1022438/41/china-siap-kirim-pasukan-dan-senjata-ke-afghanistan-1436522067

Presiden China Xi Jin-ping mengaku akan mengirimkan sejumlah pasukan, senjata dan alat-alat militer ke Afghanistan. Pernyataan tersebut terucap paska dirinya melakukan pertemuan dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, di sela-sela pertemuan puncak BRICS di Rusia.

Jin-ping dalam pernyataannya menyebut, bahwa pengiriman bantuan militer ini semata-semata karena China ingin melihat Afghanistan yang lebih aman dan stabil. Selain itu, stabilnya Afghanistan akan memiliki pengaruh besar terhadap China.

"Peningkatan kerjasama keamanan mencakup kepentingan kedua negara. China akan terus memasok Afghanistan dengan persediaan keamanan, teknologi, peralatan dan bantuan pelatihan," kata Jin-ping, seperti dilansir Reuters pada Jumat (10/7/2015).

Namun, Jin-ping tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai jumlah pasukan yang akan mereka kirim untuk melatih tentara Afghanistan, berapa banyak senjata, dan alat-alat militer yang akan dikirimkan ke negara tersebut. China memang beberapa kali menjajikan akan memberikan bantuan keamanan kepada Afghanistan yang bermasalah dengan pemberontakan Taliban.

Sementara itu, pernyataan Jin-ping ini sendiri datang hanya beberapa hari paska pembicaraan damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban. Pembicaraan pertama dalam 13 tahun ini diharapkan bisa menghasilkan kesepakatan, yang mampu membawa kedamaian dan stabilitas ke negara tetangga Pakistan tersebut.

Sumber : SINDOnews

Pakai Laser, Kapal Berbendera Iran Tembaki Kapal Militer AS


Pejabat Pentagon menyatakan kapal berbendera Iran menembaki kapal militer AS di Teluk Aden
WASHINGTON - Sebuah kapal berbedera Iran menembaki kapal militer Angkatan Laut dan helikopter Amerika Serikat (AS) dengan senjata laser. Serangan yang terjadi di Teluk Aden itu dimulai sejak hari Minggu hingga Rabu lalu.

Pejabat Pentagon mengatakan, tidak ada personel AS yang terluka. Peralatan militer AS juga tidak ada yang rusak dalam insiden tersebut.

Menurut pejabat Pentagon yang menolak diidentifikasi karena tidak berwenang bicara kepada media mengatakan, kapal militer AS yang jadi target serangan senjata laser itu adalah kapal USS Forrest Sherman.

Angkatan Laut AS belum bisa mengidentifikasi jenis perangkat senjata laser itu. Namun, kualitas senjata laser itu diyakini bukan dari kelas industri atau militer karena tidak menimbulkan kerusakan. Kendati demikian, pejabat itu menganggap serangan itu sebagai pelecehan dari Iran.

“Insiden terjadi di perairan internasional di lepas pantai Yaman. Kapal Angkatan Laut (AS) sedang melakukan operasi maritim rutin,” ujar pejabat itu, seperti dilansir CNN, semalam (9/7/2015).

Patroli kapal militer AS di perairan Yaman menjadi indikasi bahwa AS mencurigai adanya penyelundupan senjata ke negara yang sedang dilanda perang itu. Pemerintah Iran belum mengkonfirmasi soal serangan dari kapal berbendera Iran itu. Iran selama ini membantah memasok senjata untuk kelompok Houthi Yaman yang dianggap sebagai sekutu Teheran.

sumber : SINDOnews

Presiden Jokowi naik pitam 80 persen kapal di Indonesia dari impor

Jokowi pimpin rapat terbatas di Istana Bogor

Presiden Joko Widodo marah saat mengetahui fakta industri perkapalan Indonesia bergantung pada produk impor. Presiden tersinggung, industri Indonesia justru kalah di sektor unggulannya.

Menurut Jokowi, 80 persen kapal di Indonesia berasal dari impor. Sebagai negara maritim, kenyataan ini tidak bisa diterimanya.

"80 persen kapal dari impor. Padahal kita negara zona maritim. Padahal, industri galangan kapal kita sudah siap," ujarnya di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (9/7).

Maka dari itu, Jokowi memerintahkan industri kapal untuk setop membeli produk impor. Pemerintah akan mendorong produksi dari galangan kapal lokal. Hal ini telah disampaikannya pada rapat terbatas kabinet beberapa waktu lalu.

"Dalam ratas (rapat terbatas) saya katakan, kapal tidak boleh lagi impor!," tegas Jokowi.

Presiden Jokowi menilai majunya industri galangan kapal akan membawa banyak manfaat pada perekonomian. Pasalnya, industri ini berjenis padat karya di mana menyerap banyak tenaga kerja.

"Kebiasaan impor juga tidak sustainable. Kita harus mengandalkan produk dalam negeri," tuturnya.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di garudafighters.blogspot.com